Selasa, 30 Juli 2013

Pembelajaran kooperatif Tipe Make And Match


Dalam era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat diperoleh dari proses pembelajaran yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dewasa ini menuntut adanya pemahaman kepada peserta didik. Pemahaman yang dimaksud bukanlah pemahaman dalam arti sempit yaitu menghafal materi pelajaran, namun pemahaman dalam arti luas yaitu lebih cenderung menekankan pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi menemukan konsep, mencari dan lain sebagainya serta peserta didik dituntut untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, praktek pembelajaran yang demikian masih belum diterapkan secara keseluruhan, sehingga tujuan dan hasil pendidikan belum sesuai dari apa yang diharapkan.
Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses yang bisa diterapkan.
Proses pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Proses belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara hasil belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Pembelajaran Ekonomi selalu mengalami perubahan dan pembaharuan baik dari segi materi dan bahan ajar, pendekatan pembelajaran serta alat dan sumber belajar. Ketiga bentuk pembaharuan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Agar pembelajaran ekonomi menjadi dinamis dan efektif, maka guru ekonomi harus mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembelajaran ekonomi.
Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh.Perlunya dikembangkan pengajaran yang dapat membangun keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alternatif model pembelajaran yang baru. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan diajarkan.
Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Make-A Match (Mencari Pasangan). Penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa.
Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaran diadakan dalam rangka memberikan pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil pengalaman-pengalaman belajar tersebut. Kegiatan belajar dipandang sebagai kegiatan komunikasi antara siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak akan tercapai apabila siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan.




TEORI ATAU KONSEP TENTANG MODEL
A.    Pembelajaran kooperatif Tipe Make And Match
            Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahkluk social. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi  kelangsungan hidup . tanpa ada kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi dan sekolah (Anita Lie,2003:8).  Menurut Erman suherman,dkk (2003:260) pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja  sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan  suatu tuga atau menyelesaikan suatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
            Jadi pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan adanya pengelompokan siswa kedalam beberapa kelompok untuk bekerja sama memecahkan masalah atau mendiskusikan suatu konsep ataupermasalahan dan dalam kelompok tersebut terdapat interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur serta groupness.
Untuk mengoptimalkan pembelajaran kooperatif, keanggotaan sebaiknya heterogen baik dari kemapuan maupun karakteristiknya. Para siswa yang memiliki kemapuan tinggi akan dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang berkemampuan rendah atau sedang. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan hasil belajar.

Make and match merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini  bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.

Model pembelajaran make and match  adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59).

Model  make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan

Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model  make and match adalah model pembelajaran  dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make and match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.

Model pembelajaran make and match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan. Menurut Suyatno (2009 : 102) Prinsip-prinsip model make and match antara lain :

a)        Anak belajar melalui berbuat

b)        Anak belajar melalui panca indera

c)        Anak belajar melalui bahas

d)       Anak belajar melalui bergerak

Tujuan dari pembelajaran dengan model make and match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial.

Menurut Benny (2009 : 1001), sebelum guru menggunakanan model make and match guru harus mempertimbangkan : (1) indicator yang ingin dicapai (2)kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas ruangan (3) alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan. Pertimbangan diatas sangat diperlukan karena model make and match tidak efektif apabila digunakan pada kelas yang jumlah siswanya diatas 40 dengan kondisi ruang kelas yang sempit. Sebab dalam pelaksanaan pembelajaran, make and match, kelas akan menjadi gaduh dan ramai. Hal ini wajar asalkan guru dapat mengendalikannya.
Model pembelajaran make and match dapat dipergunakan pada alokasi




Dalam mengembangkan dan melaksanakan model Make and Match, menurut Suyatno (2009 : 42) guru seharusnya mengembangkan hubungan baik dengan siswa dengan cara :
a)      Perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat
b)        Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka dan perasaan mereka
c)        Bayangkan apa yang akan mereka katakan mengenai diri sendiri dan guru
d)       Ketahuilah hambatan-hambatan siswa
e)        Berbicaralah dengan jujur dan halus
f)         Bersenang-senanglah bersama mereka

Model pembelajaran make and match merupakan model yang menciptakan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam permainan. Kesenangan tersebut juga dapat mengenai materi dan siswa dapat belajar secara langsung maupun tidak langs
Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) yang diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa Make a Match adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. Keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir . Disampingn itu (make a match) juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berionteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan  Make And Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.
Menurut Huda (2011), ada berbagai manfaat pembelajaran kooperatif
adalah:
  1. Dapat memotivasi siswa untuk saling membantu pembelajaranya satu sama lain.
  2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya (sebagaimana kepada diri mereka sendiri) untuk melakukan yang terbaik.
  3. Meningkatkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif.
  4. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
  5. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi.


           
Langkah-langkah Model Make and Match
Langkah-langkah penerapan model make and match adalah sebagai berikut
a)        Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b)        Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
c)        Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d)       Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
e)        Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f)         Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak   dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g)        Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
h)        Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
i)          Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Waktu minimal 1 x 45 menit. Sebab model ini membutuhkan waktu lebih untuk permainan mencocokkan kartu dan membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran make and match harus cukup karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan ditempel di kartu sebanyak jumlah siswa.



            KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Ini adalah beberapa kelebihan yang dimiliki jika guru/pengajar melakukan metode pembelajaran dengan cara "Make a Match". diantaranya :
  1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu.
  2. Meningkatkan kreatifitas belajar para siswa.
  3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.
  4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.
             KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Selain kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran semacam ini, ada juga kekuranga yang dirasakan saat melakukan prosesnya. Inilah kekurangan-kekurangan tersebut :
  1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi pelajaran.
  2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.
  3. Sulit membuat siswa berkonsentrasi karena lebih mengutamakan aktifitas yang lebih.
ASUMSI PENERAPAN MODEL MAKE AND MATCH
           Langkah penerpan model ini adalah guru membagi siswa menjadi 3 kelompok siswa. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu yang berisi jawaban. Sedangkan kelompok ketiga berfungsi sebagai kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut sedemikian sehingga berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua.
Jika  masing-masing kelompok telah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok kedua bergerak mencari pasangannya masing-masing sesuai dengan pertanyaan atau jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Ketika mereka berdiskusi alangkah baiknya jika ada music instrumentalia yang lembut mengiringi aktivitas belajar mereka. Diskusi dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi pertanyaan dan siswa yang membawa kartu  yang berisi jawaban.
Pasangan yang telah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai.Kelompok penilai kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan dan jawaban itu cocok. Setelah penialai selesai dilakukan, aturlah sedemikain rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penialai. Sementara kelompok penilai pada sesi pertama dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian anggota memegang kartu yang berisi pertanyaan dan sebagian lagi memegang kartu yang berisi jawaban. Kemudian posisikan mereka sperti huruf U. Guru kembali membunyikan peluitnya menandai pemegang kartu pertanyaan dan kartu jawaban bergerak untuk mencari pasanganya. Apababila masing-masing siswa telah menemukan pasangannya, maka setiap pasangan menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai.



IMPLEMENTASI MODEL MAKE AND MATCH DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
Metode Make A Match: Tujuan, Persiapan, Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran
1.      Apakah metode make a match itu?
Apabila Anda seorang guru, Anda mungkin pernah mendengar, bahkan sudah pernah menerapkan metode ini. Tulisan ini dapat Anda pakai sebagai salah satu bahan referensi, misalnya Anda ingin mengadakan penelitian. Penulis melakukan ini agar Anda, sebagai guru mempunyai rujukan. Mengingat, rujukan tentang metode make a match sangat terbatas.
Anda mungkin lebih mengenal metode make a match sebagai metode mencari pasangan. Pengembang metode ini adalah Lorry Curran, tahun 1994. Metode make a match adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari. Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu bisa berisi pertanyaan, bisa berisi jawaban. Selanjutnya mereka mencari pasangan yang cocok sesuai dengan kartu yang dipegang. Perkembangan berikutnya, para pengguna metode ini berusaha memodifikasi dan mengembangkannya. Saat ini, Anda dapat menemukan beberapa variasi dari metode ini.
Ada 3 hal yang perlu Anda pemahami dan lakukan, jika Anda ingin menerapkan metode ini dengan baik. Pertama adalah tujuan pembelajaran make a match. Ke dua, persiapan yang perlu Anda lakukan. Ke tiga, sintaks atau langkah-langkah pembelajaran ketika menerapkan metode ini di kelas.
2.      Tujuan metode Make a Match       
Tujuan yang ingin Anda capai dalam pembelajaran, sangat mempengaruhi Anda dalam memilih metode pembelajan. Setidaknya, ada tiga tujuan penerapan metode make a match, yaitu: (1) pendalaman materi; (2) menggali materi; dan (3) untuk selingan.
Pengembang metode make a match pada mulanya merancang metode ini untuk pendalaman materi. Siswa melatih penguasanaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Jika tujuan ini yang Anda pakai, maka Anda harus membekali dulu siswa Anda dengan materi yang akan dilatihkan. Anda dapat menjelaskan materi , atau Anda memberi tugas pada siswa untuk membaca materi terlebih dahulu, sebelum Anda menerapkan metode ini. Prinsipnya, siswa Anda harus mempunyai pengetahuan tentang matari yang akan dilatihkan terlebih dahulu. Baru setelah itu Anda menggunakan metode ini.
Lain halnya, jika Anda ingin memakai tujuan ke dua, untuk menggali materi. Anda tidak perlu membekali siswa dengan materi, karena siswa sendiri yang akan membekali dirinya sendiri. Cara yang Anda tempuh adalah Anda menulis pokok-pokok materi pada potongan kertas. Lalu, Anda bagikan potongan kertas itu pada siswa Anda secara acak. Mintalah siswa Anda untuk mencocokkan/memasangkan potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh. Siswa yang sudah menemukan pasangannya, secara otomatis menjadi satu kelompok. Selanjutnya, Anda minta agar setiap kelompok bekerja sama menysusun materi secara utuh. Setelah semua kelompok selesai menyusun materi, Anda minta setiap kelompok untuk melakukan presentasi. Jangan lupa, Anda menekankan agar semua kelompok memperhatikan dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi.
Metode make a match juga dapat Anda pakai sebagai metode selingan. Apabila selingan yang menjadi tujuan Anda, maka Anda cukup melakukannya sesekali saja. Teknik yang Anda pakai sama dengan teknik mencari pasangan untuk mendalami materi.
3.      Persiapan yang Perlu Anda Lakukan       
Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali metode make a match. Sebelum menerapkannya di kelas, Anda perlu menyiapkan hal-hal di bawah ini:
Make A Match mendalami/melatih materi
1.      Buatlah beberapa pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari( jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran). Tulis dalam kartu-kartu pertanyaan.
2.      Buatlah kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda buat. Tulis dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna
3.      Buatlah aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (Anda dapat membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).
4.      Sediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk penskoran presentasi.
    Make a match menggali materi
  1. Materi yang akan Anda ajarkan pecahlan menjadi beberapa sub materi
  2. Buatlah kata-kata kunci atau gambar dari setiap sub materi tersebut, lalu tulis dalam lembaran-lembaran kertas.
  3. Siapkan beberapa lembar kertas plano untuk menempelkan lembaran-lembaran kertas.
  4. Siapkan kertas HVS secukupnya untuk menuliskan hasil kerja kelompok.
Sintaks atau Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Make A Match untuk mendalami/melatih materi
    1. Pertama-tama Anda menyampaikan/mempresentasikan materi atau memberi tugas kepada siswa mempelajari materi di rumah.
    2. Pecahlah siswa Anda menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Mintalah mereka berhadap-hadapan.
    3. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.
    4. Sampaikan kepada siswa Anda bahwa mereka harus mencari/mencocokkan karta yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Anda perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang Anda berikan kepada mereka.
    5. Mintalah semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya, mintalah mereka melaporkan diri kepada Anda. Catatlah mereka pada kertas yang sudah Anda persiapkan.
    6. Jika waktu sudah habis, sampaikan kepada mereka bahwa waktu sudah habis. Bagi siswa yang belum menemukan pasangan, mintalah mereka untuk berkumpul tersendiri.
    7. Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
    8. Terakhir, Anda memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan tersebut.
    9. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.
catatan:
  • Anda bisa memberikan hukuman yang mendidik pada siswa yang tidak menemukan pasangan atau menemukan pasangan ternyata salah.
  • Anda juga dapat memberikan skor pada pasangan yang berhasil menemukan pasangan.
       Make a match untuk menggali materi
  1. Sampaikan kepada siswa Anda, bahwa hari ini menggunakan metode mencari pasangan. Sampaikan pula bahwa jika mereka sudah menemukan pasangan, maka dengan sendirinya pasangan itu menjadi satu kelompok.
  2. Bagikan lembaran-lembaran kertas pada Siswa Anda secara acak.
  3. Mintalah kepada siswa Anda untuk mencari pasangan dari lembaran kertas yang mereka terima.
  4. Jika mereka sudah menemukan pasangannya, mintalah kepada mereka menyusun materi utuh berdasarkan kata-kata kunci yang mereka bawa pada lembar kertas yang sudah Anda persiapkan
  5. Bagikan kertas plano dan lem pada setiap kelompok untuk menempelkan hasil kerja mereka.
  6. Apabila siswa Anda telah menyelesaikan tugas di atas, mintalah satu kelompok untuk presentasi. kelompok lain memberikan tanggapan. Dan, Anda sebagai guru memberikan konfirmansi.
  7. Apabila satu kelompok sudah selesai peresentasi, lanjutkan ke kelompok lain sampai semua kelompok presentasi.



.













PENUTUP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar