Dalam
era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat diperoleh dari proses pembelajaran
yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dewasa ini menuntut adanya pemahaman
kepada peserta didik. Pemahaman yang dimaksud bukanlah pemahaman dalam arti
sempit yaitu menghafal materi pelajaran, namun pemahaman dalam arti luas yaitu
lebih cenderung menekankan pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi
menemukan konsep, mencari dan lain sebagainya serta peserta didik dituntut
untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya,
praktek pembelajaran yang demikian masih belum diterapkan secara keseluruhan,
sehingga tujuan dan hasil pendidikan belum sesuai dari apa yang diharapkan.
Pendidikan
merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan
manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengubah tingkah laku
ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber
daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya. Pendidikan sebenarnya
merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan
suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh
sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar
mengajar merupakan proses yang bisa diterapkan.
Proses
pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan
siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses
tersebut. Proses belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara
guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu kemampuan serta
kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses
pembelajaran pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara hasil
belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Pembelajaran
Ekonomi selalu mengalami perubahan dan pembaharuan baik dari segi materi dan
bahan ajar, pendekatan pembelajaran serta alat dan sumber belajar. Ketiga
bentuk pembaharuan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.
Agar pembelajaran ekonomi menjadi dinamis dan efektif, maka guru ekonomi harus
mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembelajaran ekonomi.
Dalam
interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model pembelajaran yang
bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik. Hal ini juga bertujuan
untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta memungkinkan timbulnya
sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara
menyeluruh.Perlunya dikembangkan pengajaran yang dapat membangun keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alternatif model
pembelajaran yang baru. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi
dengan kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan
diajarkan.
Proses
pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif
dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak
hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus
belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan
model pembelajaran Make-A Match (Mencari Pasangan). Penerapan
model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga
dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman siswa.
Aktivitas
belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaran diadakan dalam rangka
memberikan pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika siswa aktif dalam
kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil pengalaman-pengalaman
belajar tersebut. Kegiatan belajar dipandang sebagai kegiatan komunikasi antara
siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak akan tercapai apabila siswa tidak
dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai
akan memuaskan.
TEORI
ATAU KONSEP TENTANG MODEL
A.
Pembelajaran kooperatif Tipe Make And Match
Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahkluk social. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup . tanpa ada kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi dan sekolah (Anita Lie,2003:8). Menurut Erman suherman,dkk (2003:260) pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tuga atau menyelesaikan suatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahkluk social. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup . tanpa ada kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi dan sekolah (Anita Lie,2003:8). Menurut Erman suherman,dkk (2003:260) pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tuga atau menyelesaikan suatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.
Jadi pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang menekankan adanya pengelompokan siswa kedalam beberapa
kelompok untuk bekerja sama memecahkan masalah atau mendiskusikan suatu konsep
ataupermasalahan dan dalam kelompok tersebut terdapat interaksi, mempunyai
tujuan, berstruktur serta groupness.
Untuk mengoptimalkan pembelajaran kooperatif, keanggotaan
sebaiknya heterogen baik dari kemapuan maupun karakteristiknya. Para siswa yang
memiliki kemapuan tinggi akan dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang
berkemampuan rendah atau sedang. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa
dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di
masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama sama diantara sesama anggota
kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan hasil belajar.
Make and match merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif, yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun
1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik
ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.
Model pembelajaran make and match
adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial
terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan
berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab,
2007 : 59).
Model make a match atau
mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada
siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang
dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode pembelajaran make a match
atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu
keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model
make and match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan
kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian
siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make and match merupakan
bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan
atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah
mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model make and match melatih siswa untuk memiliki
sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping
melatih kecepatan berfikir siswa.
Model pembelajaran make and match
adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan. Menurut
Suyatno (2009 : 102) Prinsip-prinsip model make and match antara lain :
a) Anak
belajar melalui berbuat
b) Anak
belajar melalui panca indera
c) Anak
belajar melalui bahas
d) Anak belajar
melalui bergerak
Tujuan dari pembelajaran dengan
model make and match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih
cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Fachrudin, 2009
: 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis
dan berinteraksi sosial.
Menurut Benny (2009 : 1001), sebelum
guru menggunakanan model make and match guru harus mempertimbangkan :
(1) indicator yang ingin dicapai (2)kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa
dan efektifitas ruangan (3) alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu
persiapan. Pertimbangan diatas sangat diperlukan karena model make and match
tidak efektif apabila digunakan pada kelas yang jumlah siswanya diatas 40
dengan kondisi ruang kelas yang sempit. Sebab dalam pelaksanaan pembelajaran, make
and match, kelas akan menjadi gaduh dan ramai. Hal ini wajar asalkan guru
dapat mengendalikannya.
Model pembelajaran make and match dapat
dipergunakan pada alokasi
Dalam mengembangkan dan melaksanakan
model Make and Match, menurut Suyatno (2009 : 42) guru seharusnya
mengembangkan hubungan baik dengan siswa dengan cara :
a)
Perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat
b)
Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka dan perasaan mereka
c)
Bayangkan apa yang akan mereka katakan mengenai diri sendiri dan guru
d)
Ketahuilah hambatan-hambatan siswa
e)
Berbicaralah dengan jujur dan halus
f)
Bersenang-senanglah bersama mereka
Model pembelajaran make and match
merupakan model yang menciptakan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru
mengajak siswa bersenang-senang dalam permainan. Kesenangan tersebut juga dapat
mengenai materi dan siswa dapat belajar secara langsung maupun tidak langs
Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make
a match) yang diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa
Make a Match adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan
diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa,
sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. Keputusan guru dalam penataan ruang
kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe mencari
pasangan (make a match) siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan
berpikir . Disampingn itu (make a match) juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berionteraksi
dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Model Pembelajaran Make a Match
artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan
jika pembelajaran dikembangkan dengan Make And Match adalah kartu-kartu.
Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi
jawaban dari pertanyaan tersebut.
Menurut
Huda (2011), ada berbagai manfaat pembelajaran kooperatif
adalah:
- Dapat
memotivasi siswa untuk saling membantu pembelajaranya satu sama lain.
- Menumbuhkan
rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya (sebagaimana kepada diri mereka
sendiri) untuk melakukan yang terbaik.
- Meningkatkan
keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif.
- Dapat
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan
bertanya dan membahas sesuatu masalah.
- Dapat
mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi.
Langkah-langkah Model Make and Match
Langkah-langkah penerapan model make
and match adalah sebagai berikut
a) Guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b)
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
c)
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
d) Setiap siswa mencari pasangan kartu
yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama
tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
e) Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
f) Jika siswa tidak dapat
mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu
jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
g) Setelah satu babak, kartu
dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,
demikian seterusnya.
h) Siswa juga bisa bergabung dengan
2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
i) Guru bersama-sama
dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Waktu minimal 1 x 45 menit. Sebab
model ini membutuhkan waktu lebih untuk permainan mencocokkan kartu dan membahasnya
satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan yang perlu dilaksanakan untuk
pembelajaran make and match harus cukup karena harus membuat soal atau
jawaban yang berbeda dan ditempel di kartu sebanyak jumlah siswa.
KELEBIHAN
MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Ini adalah beberapa kelebihan yang
dimiliki jika guru/pengajar melakukan metode pembelajaran dengan cara
"Make a Match". diantaranya :
- Siswa
terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui
kartu.
- Meningkatkan
kreatifitas belajar para siswa.
- Menghindari
kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar.
- Pembelajaran
lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh
guru.
KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN "MAKE A MATCH"
Selain kelebihan yang dimiliki oleh
model pembelajaran semacam ini, ada juga kekuranga yang dirasakan saat
melakukan prosesnya. Inilah kekurangan-kekurangan tersebut :
- Sulit
bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan
materi pelajaran.
- Sulit
mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.
- Sulit
membuat siswa berkonsentrasi karena lebih mengutamakan aktifitas yang
lebih.
ASUMSI
PENERAPAN MODEL MAKE AND MATCH
Langkah penerpan model ini adalah
guru membagi siswa menjadi 3 kelompok siswa. Kelompok pertama merupakan
kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua
adalah kelompok pembawa kartu-kartu yang berisi jawaban. Sedangkan kelompok
ketiga berfungsi sebagai kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok-kelompok
tersebut sedemikian sehingga berbentuk huruf U. Upayakan kelompok pertama
berhadapan dengan kelompok kedua.
Jika masing-masing kelompok telah berada di posisi yang
telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok
pertama dan kelompok kedua bergerak mencari pasangannya masing-masing sesuai
dengan pertanyaan atau jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan
kepada mereka untuk berdiskusi. Ketika mereka berdiskusi alangkah baiknya jika
ada music instrumentalia yang lembut mengiringi aktivitas belajar mereka.
Diskusi dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi pertanyaan dan
siswa yang membawa kartu yang berisi jawaban.
Pasangan yang telah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan
dan jawaban kepada kelompok penilai.Kelompok penilai kemudian membaca apakah
pasangan pertanyaan dan jawaban itu cocok. Setelah penialai selesai dilakukan,
aturlah sedemikain rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian
memposisikan dirinya menjadi kelompok penialai. Sementara kelompok penilai pada
sesi pertama dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian anggota memegang kartu yang
berisi pertanyaan dan sebagian lagi memegang kartu yang berisi jawaban.
Kemudian posisikan mereka sperti huruf U. Guru kembali membunyikan peluitnya
menandai pemegang kartu pertanyaan dan kartu jawaban bergerak untuk mencari
pasanganya. Apababila masing-masing siswa telah menemukan pasangannya, maka
setiap pasangan menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai.
IMPLEMENTASI MODEL MAKE
AND MATCH DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
Metode Make A
Match: Tujuan, Persiapan, Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran
1. Apakah
metode make a match itu?
Apabila Anda seorang guru, Anda mungkin pernah mendengar, bahkan sudah pernah menerapkan metode ini. Tulisan ini dapat Anda pakai sebagai salah satu bahan referensi, misalnya Anda ingin mengadakan penelitian. Penulis melakukan ini agar Anda, sebagai guru mempunyai rujukan. Mengingat, rujukan tentang metode make a match sangat terbatas.
Anda mungkin lebih mengenal metode make a match sebagai metode mencari pasangan. Pengembang metode ini adalah Lorry Curran, tahun 1994. Metode make a match adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari. Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu bisa berisi pertanyaan, bisa berisi jawaban. Selanjutnya mereka mencari pasangan yang cocok sesuai dengan kartu yang dipegang. Perkembangan berikutnya, para pengguna metode ini berusaha memodifikasi dan mengembangkannya. Saat ini, Anda dapat menemukan beberapa variasi dari metode ini.
Ada 3 hal yang perlu Anda pemahami dan lakukan, jika Anda ingin menerapkan metode ini dengan baik. Pertama adalah tujuan pembelajaran make a match. Ke dua, persiapan yang perlu Anda lakukan. Ke tiga, sintaks atau langkah-langkah pembelajaran ketika menerapkan metode ini di kelas.
Apabila Anda seorang guru, Anda mungkin pernah mendengar, bahkan sudah pernah menerapkan metode ini. Tulisan ini dapat Anda pakai sebagai salah satu bahan referensi, misalnya Anda ingin mengadakan penelitian. Penulis melakukan ini agar Anda, sebagai guru mempunyai rujukan. Mengingat, rujukan tentang metode make a match sangat terbatas.
Anda mungkin lebih mengenal metode make a match sebagai metode mencari pasangan. Pengembang metode ini adalah Lorry Curran, tahun 1994. Metode make a match adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari. Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu bisa berisi pertanyaan, bisa berisi jawaban. Selanjutnya mereka mencari pasangan yang cocok sesuai dengan kartu yang dipegang. Perkembangan berikutnya, para pengguna metode ini berusaha memodifikasi dan mengembangkannya. Saat ini, Anda dapat menemukan beberapa variasi dari metode ini.
Ada 3 hal yang perlu Anda pemahami dan lakukan, jika Anda ingin menerapkan metode ini dengan baik. Pertama adalah tujuan pembelajaran make a match. Ke dua, persiapan yang perlu Anda lakukan. Ke tiga, sintaks atau langkah-langkah pembelajaran ketika menerapkan metode ini di kelas.
2. Tujuan
metode Make a Match
Tujuan yang ingin Anda capai dalam pembelajaran, sangat mempengaruhi Anda dalam memilih metode pembelajan. Setidaknya, ada tiga tujuan penerapan metode make a match, yaitu: (1) pendalaman materi; (2) menggali materi; dan (3) untuk selingan.
Pengembang metode make a match pada mulanya merancang metode ini untuk pendalaman materi. Siswa melatih penguasanaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Jika tujuan ini yang Anda pakai, maka Anda harus membekali dulu siswa Anda dengan materi yang akan dilatihkan. Anda dapat menjelaskan materi , atau Anda memberi tugas pada siswa untuk membaca materi terlebih dahulu, sebelum Anda menerapkan metode ini. Prinsipnya, siswa Anda harus mempunyai pengetahuan tentang matari yang akan dilatihkan terlebih dahulu. Baru setelah itu Anda menggunakan metode ini.
Lain halnya, jika Anda ingin memakai tujuan ke dua, untuk menggali materi. Anda tidak perlu membekali siswa dengan materi, karena siswa sendiri yang akan membekali dirinya sendiri. Cara yang Anda tempuh adalah Anda menulis pokok-pokok materi pada potongan kertas. Lalu, Anda bagikan potongan kertas itu pada siswa Anda secara acak. Mintalah siswa Anda untuk mencocokkan/memasangkan potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh. Siswa yang sudah menemukan pasangannya, secara otomatis menjadi satu kelompok. Selanjutnya, Anda minta agar setiap kelompok bekerja sama menysusun materi secara utuh. Setelah semua kelompok selesai menyusun materi, Anda minta setiap kelompok untuk melakukan presentasi. Jangan lupa, Anda menekankan agar semua kelompok memperhatikan dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi.
Metode make a match juga dapat Anda pakai sebagai metode selingan. Apabila selingan yang menjadi tujuan Anda, maka Anda cukup melakukannya sesekali saja. Teknik yang Anda pakai sama dengan teknik mencari pasangan untuk mendalami materi.
Tujuan yang ingin Anda capai dalam pembelajaran, sangat mempengaruhi Anda dalam memilih metode pembelajan. Setidaknya, ada tiga tujuan penerapan metode make a match, yaitu: (1) pendalaman materi; (2) menggali materi; dan (3) untuk selingan.
Pengembang metode make a match pada mulanya merancang metode ini untuk pendalaman materi. Siswa melatih penguasanaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Jika tujuan ini yang Anda pakai, maka Anda harus membekali dulu siswa Anda dengan materi yang akan dilatihkan. Anda dapat menjelaskan materi , atau Anda memberi tugas pada siswa untuk membaca materi terlebih dahulu, sebelum Anda menerapkan metode ini. Prinsipnya, siswa Anda harus mempunyai pengetahuan tentang matari yang akan dilatihkan terlebih dahulu. Baru setelah itu Anda menggunakan metode ini.
Lain halnya, jika Anda ingin memakai tujuan ke dua, untuk menggali materi. Anda tidak perlu membekali siswa dengan materi, karena siswa sendiri yang akan membekali dirinya sendiri. Cara yang Anda tempuh adalah Anda menulis pokok-pokok materi pada potongan kertas. Lalu, Anda bagikan potongan kertas itu pada siswa Anda secara acak. Mintalah siswa Anda untuk mencocokkan/memasangkan potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh. Siswa yang sudah menemukan pasangannya, secara otomatis menjadi satu kelompok. Selanjutnya, Anda minta agar setiap kelompok bekerja sama menysusun materi secara utuh. Setelah semua kelompok selesai menyusun materi, Anda minta setiap kelompok untuk melakukan presentasi. Jangan lupa, Anda menekankan agar semua kelompok memperhatikan dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi.
Metode make a match juga dapat Anda pakai sebagai metode selingan. Apabila selingan yang menjadi tujuan Anda, maka Anda cukup melakukannya sesekali saja. Teknik yang Anda pakai sama dengan teknik mencari pasangan untuk mendalami materi.
3. Persiapan
yang Perlu Anda Lakukan
Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali metode make a match. Sebelum menerapkannya di kelas, Anda perlu menyiapkan hal-hal di bawah ini:
Make A Match mendalami/melatih materi
Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali metode make a match. Sebelum menerapkannya di kelas, Anda perlu menyiapkan hal-hal di bawah ini:
Make A Match mendalami/melatih materi
1. Buatlah
beberapa pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari( jumlahnya tergantung
tujuan pembelajaran). Tulis dalam kartu-kartu pertanyaan.
2. Buatlah
kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda buat. Tulis dalam
kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban
berbeda warna
3. Buatlah
aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa
yang gagal (Anda dapat membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).
4. Sediakan
lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk
penskoran presentasi.
Make
a match menggali materi
- Materi
yang akan Anda ajarkan pecahlan menjadi beberapa sub materi
- Buatlah
kata-kata kunci atau gambar dari setiap sub materi tersebut, lalu tulis
dalam lembaran-lembaran kertas.
- Siapkan
beberapa lembar kertas plano untuk menempelkan lembaran-lembaran kertas.
- Siapkan
kertas HVS secukupnya untuk menuliskan hasil kerja kelompok.
Sintaks
atau Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Make A Match untuk mendalami/melatih materi
Make A Match untuk mendalami/melatih materi
- Pertama-tama Anda
menyampaikan/mempresentasikan materi atau memberi tugas kepada siswa
mempelajari materi di rumah.
- Pecahlah siswa Anda menjadi 2 kelompok,
misalnya kelompok A dan kelompok B. Mintalah mereka berhadap-hadapan.
- Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan
kartu jawaban kepada kelompok B.
- Sampaikan kepada siswa Anda bahwa mereka harus
mencari/mencocokkan karta yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Anda
perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang Anda berikan kepada
mereka.
- Mintalah semua anggota kelompok A untuk
mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan
pasangannya, mintalah mereka melaporkan diri kepada Anda. Catatlah mereka
pada kertas yang sudah Anda persiapkan.
- Jika waktu sudah habis, sampaikan kepada
mereka bahwa waktu sudah habis. Bagi siswa yang belum menemukan pasangan,
mintalah mereka untuk berkumpul tersendiri.
- Panggil satu pasangan untuk presentasi.
Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan
memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
- Terakhir, Anda memberikan konfirmasi tentang
kebenaran pasangan tersebut.
- Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya
sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.
catatan:
- Anda
bisa memberikan hukuman yang mendidik pada siswa yang tidak menemukan
pasangan atau menemukan pasangan ternyata salah.
- Anda
juga dapat memberikan skor pada pasangan yang berhasil menemukan pasangan.
Make a match untuk menggali materi
- Sampaikan
kepada siswa Anda, bahwa hari ini menggunakan metode mencari pasangan.
Sampaikan pula bahwa jika mereka sudah menemukan pasangan, maka dengan
sendirinya pasangan itu menjadi satu kelompok.
- Bagikan
lembaran-lembaran kertas pada Siswa Anda secara acak.
- Mintalah
kepada siswa Anda untuk mencari pasangan dari lembaran kertas yang mereka
terima.
- Jika
mereka sudah menemukan pasangannya, mintalah kepada mereka menyusun materi
utuh berdasarkan kata-kata kunci yang mereka bawa pada lembar kertas yang
sudah Anda persiapkan
- Bagikan
kertas plano dan lem pada setiap kelompok untuk menempelkan hasil kerja
mereka.
- Apabila
siswa Anda telah menyelesaikan tugas di atas, mintalah satu kelompok untuk
presentasi. kelompok lain memberikan tanggapan. Dan, Anda sebagai guru
memberikan konfirmansi.
- Apabila
satu kelompok sudah selesai peresentasi, lanjutkan ke kelompok lain sampai
semua kelompok presentasi.
.
PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar